REZEKI KU DI TEMPAH SAMPAH
Kisah inspiratif H-345
REZEKI KU DI TEMPAH SAMPAH
Oleh: Supardi HR
Rezeki itu Allah yang memberi. Ada orang yang diberi lebih ada pula yang diberi sedikit .Bahkan ada yang kekurangan. Seperti yang di rasakan Pak Suparno dan ibu Sumini.Sepasang suami istri ini hidup serba kekurangan.
Pak Suparno menjalani hidup dari keluarga yang kurang mampu. Bahkan keluarga paling miskin di kampungnya. Dia menikah pada usia 35 tahun. Dari kekurangan fisiknya yang tidak sempurna membuat dia rendah diri. Takut dengan wanita. Sehingga dia pasrah untuk hidup membujang.
Beruntunglah ada wanita yang mau dengannya.Namanya ibu Sumini. Usianya juga tidak muda lagi, 33 tahun. Walaupun hidup kekurangan mereka terlihat bahagia. Dari perkawinannya, di karunia 2 orang anak. Mereka harus menunggu 8 tahun baru mempunyai momongan.
Baik pa Suparno dan Ibu Sumini tidak mempunyai pekerjaan tetap. Bekerja serabutan. Kadang membantu tetangga, seperti mencuci, bersih-bersih rumah,di suruh beli ini itu dan sebagainya.
Diusianya yang mulai senja pa Suparno dan Bu Sumini berjuang mencari nafkah dengan mengambil sampah dari rumah ke rumah di kampungnya.
Pagi hari sekitar pukul 9.00 Pa Suparno dan Bu Sumini berangkat mengambil sampah. Pak Suparno menarik gerobak sampah kecil roda 2. Sedangkan istrinya mengikuti dari belakang. Gerobak diparkir di pinggir jalan. Mereka berdua mulai mengambil sampah yang sudah di taruh di tong sampah atau di kantong plastik dari rumah ke rumah.
Tak pernah mereka berdua minta upah kepada penghuni rumah. Apabila di kasih ya diterima. Seandainya tidak dikasih pun juga tidak apa-apa.Namun, rata-rata warga malah ngasih uang yang lebih kepada pa Suparno dan Bu Sumini. Dengan hasil dari mungut sampah keluarga pa Suparno bisa makan dan memenuhi kebutuhan lainnya'.
Kampung Sido Mulya kini nampak bersih dan rapi. Dengan keikhlasan rezeki datang sendiri. Allah lah yang memberi.
Bekasi, 14 Agustus 2021
Sangat mencerahkan Pak
BalasHapus