SEPULUH MENIT BUAT SI BUAH HATI
Catatan Harian H- 471
SEPULUH MENIT BUAT SI BUAH HATI
Oleh: Supardi Harun
Ketika saya pulang kerja pukul 06.00 malam anak perempuan saya ( 12 tahun ) rupanya sedang mengerjakan tugas online dari sekolah di ruang tamu.
" Pak main badminton yuk" pintanya.
" Ok siap " sahutku.
Padahal aku masih pakai baju kerja. Badan capek belum juga istirahat. Namun, demi membahagiakan hatinya ,aku menuruti keinginannya, main badminton walaupun hanya 10 ménit.
Anak saya langsung mengambil raket dan kok . Kami berdua main badminton di ruang tamu. Keceriaan nampak di wajah anak saya. Bisa ketawa dan teriak saat koknya nyangkut dan jatuh di meja.
Walaupun saya sebenarnya masih capek namun tidak saya tampakkan. Seolah-olah sayapun ikut senang saat main badminton.
Kebutuhan anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Dunia anak dunia bermain. Sebenarnya anak saya sudah SMP kelas 8 namun, jiwanya masih ke kanak-kanakkan. Masih suka main seperti waktu SD.
Sebagai orang tua hendaknya kita mengerti kebutuhan anak tersebut. Mereka ingin dekat bersama dengan orang tuanya. Makan bersama ataupun main bersama.
Terkadang , kedua orang ayah dan ibu bekerja semua. Berangkat ke kantor atau ke pabrik dari pagi hingga sore. Anak-anak tinggal sendirian di rumah. Di masa pandemi harus belajar online dari rumah. Tentu kejenuhan dirasakan anak-anak
Sehingga tatkala anak-anak minta bermain dengan orang tua ada baiknya supaya dituruti, jangan di tolak. Karena sejatinya kebersamaan antara orang tua dan anak sangatlah dibutuhkan. Agar jiwa dan emosi anak berkembang dengan baik.
Bekasi, 4 September 2021
Komentar
Posting Komentar