TUKANG GORENGAN JADI TENTARA

 Kisah inspiratif H-593



TUKANG GORENGAN JADI TENTARA

Oleh: Supardi HR



      Siapa yang tidak ingin  jadi tentara. Cita-cita itu menjadi kebanggaan tersendiri. Betapa tidak ketika melihat seseorang berpakaian loreng, gagah dan kekar. Orang tua pun akan bangga ketika  anaknya menjadi tentara.


 Tapi, tidaklah mudah untuk bisa menjadi tentara. Serangkaian test teori dan fisik mesti dilalui dengan ketat.


   Namun, meskipun sulit bukan berarti tidak bisa masuk. Semua anak muda mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi tentara.

Seperti yang dirasakan dan dialami oleh Andah Lugas Dhinata. Dipanggil Lugas. Pria asal Pati Jawa Tengah ini sejak SMK ditinggal oleh  bapaknya, meninggal karena sakit. Akhirnya dia hidup bersama ibu dan 2 orang adiknya tanpa seorang ayah.


Kehidupan dan ekonomi tentu berubah. Tidak seperti ketika bapaknya masih hidup. Untuk hidup berempat maka ia membantu ibunya mencari uang yaitu menjadi tukang gorengan.


Ia berjualan gorengan setelah pulang sekolah. Berangkat dari  dari siang hingga malam hari. Uang  hasil dari jualan gorengan tersebut diberikan kepada ibunya untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari untuk makan. Selain itu , uang tersebut untuk membiayai adik-adiknya sekolah. Pernah dia jualan gorengan tidak dapat uang karena hujan deras. Dia takut sama ibunya jika pulang tidak bawa uang. Akhirnya dia tidur di emperan toko hingga pagi.


Suatu hari, dia bertemu dengan temannya, Ilham Mulyanto.dia diajak untuk  daftar tentara. Awalnya dia menolak, karena tidak mungkin seorang tukang gorengan bisa jadi tentara. Apalagi dia berasal dari keluarga yang tidak punya. Tapi, temannya terus memberikan motivasi. " Di coba saja dulu, siapa tahu diterima. Seseorang tidak akan bisa mengubah nasib dirinya kecuali  dirinya sendiri" itu kata motivasi yang diberikan oleh Ilham Mulyanto, temannya saat nongkrong di pangkalan jual gorengan.


Dari situlah Lugas mengikuti saran dari temannya. Namun, bagaimana caranya. Dia tidak tahu. Darimana biayanya juga tidak tahu. Karena tidak punya uang sama sekali. 


Dalam hidupnya dia tidak ingin membebani ibunya. Akhirnya dia secara diam-diam berangkat ke Jakarta untuk mendaftar jadi tentara. Namun, dia berpikir setelah ke Jakarta bagaimana nasib ibunya. Tidak ada yang mencari uang dan makan. Apalagi adik-adiknya masih kecil.

Lugas akhirnya menjual sepeda motornya laku Rp 1.500.000. Uang tersebut semua diberikan kepada ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,  selama dia di Jakarta. 


Dia pamit ke Jakarta bukan mendaftar sebagai tentara, tetapi menjari pekerjaan. Dengan berbekal uang Rp 80 ribu , Lugas berangkat ke Jakarta.


Setelah menjalani serangkaian test di Jakarta selama 1 bulan, dia dinyatakan lulus dan diterima menjadi tentara. Selanjutnya dia menjalankan pendidikan selama 5 bulan di Poltekad kodiklatad,Bandung. Dan dia dinyatakan lulus dan diwisuda langsung oleh Kasad Dudung Abdurrahman.


Saat diwisuda, tidak menyangka ibu dan ke dua adiknya datang di Bandung. Dia tidak tahu ibunya bisa hadir saat wisuda  padahal tidak dikasih tahu setelah beberapa bulan berpisah.

Dia masih berpikir bagaimana ibu dan adiknya bisa berangkat ke Bandung karena hanya orang biasa yang tidak punya apa-apa, jangankan untuk beli tiket bis, untuk makan saja tidak cukup.


Sehingga sepontan,saat diwisuda dia sujud syukur, menangis dan  mencium kedua kaki ibunya. 

Dan dia pun dipeluk oleh Kasad Dudung Abdurrahman. Lugas tidak bisa menyembunyikan tetesan air mata bahagia, seorang tukang gorengan  bisa jadi tentara.


Bekasi, 4 Maret 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SEDEKAH MENUNGGU KAYA

BELAJAR ONLINE BENAR-BENAR SUDAH MEMBOSANKAN

RELA MENINGGALKAN RUMAH