PUASA HINGGA USIA 75 TAHUN

-

 Kisah inspiratif H-605



PUASA HINGGA USIA 75 TAHUN

Oleh: Supardi Harun


Ibu Mariati  kini berusia 75 tahun. Dia adalah wanita muslim yang taat agama. Shalat 5 waktu tidak pernah dia tinggalkan setiap hari. Walau keadaan sakit pun dia jalankan. Bahkan setiap bulan ramadhan dia selalu puasa. Ibadah puasa ini sudah ia lakukan sejak masih remaja hingga sekarang, usia lansia  75 tahun saat ini.


Sebenarnya secara sunah, bagi seseorang yang  sudah usia lanjut boleh tidak puasa, dan bisa diganti dengan membayar fidiah. Yaitu memberi makan kepada orang fakir miskin. Atau boleh diganti dengan uang yang nilainya sama dengan harga makanan untuk orang yang berbuka.


Anak-anak ibu Mariati pun juga menyarankan kepada ibunya untuk tidak puasa. Dengan alasan kesehatan. Sedangkan untuk bayar fidiahnya akan ditanggung oleh anak-anaknya. Karena secara ekonomi anak-anaknya semua tergolong mampu. Sudah menjadi orang-orang kaya  Namun tawaran tersebut ditolak oleh ibu Mariati. Ia memilih tetap menjalankan puasa setiap hari.


Selama menjalani ibadah puasa, ibu Mariati tidak mengubah kegiatan sehari-harinya. Mulai memasak, berjualan dan mengasuh cucu-cucunya. Bahkan, lebih bersemangat dalam ibadah di bulan ramadhan. Mulai shalat wajib berjemaah di masjid hingga ikut shalat tarawih di malam hari. Bahkan tidak pernah ketinggalan sekali pun.


Subhanallah, ibu Mariati terlihat sehat sepanjang hari. Tidak nampak sedikitpun keletihan dalam tubuhnya. Bahkan 30 hari ia jalani ibadah puasa tanda Batak sehari pun.


Tepat di malam hari raya idulfitri, ibu Mariati telah ditakdirkan dipanggil sang Maha khalik. Innalilahi wa innailaihi rojiun.

Seakan dosa-dosanya telah diampuni dan dipersilakan masuk surga. Itulah pahalanya bagi orang yang taqwa.


Bekasi, 15 April 2022

_______

*) Supardi Harun Ar-Rasyid, seorang guru bahasa Inggris dan founder Gama Nusa English Education Centre.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SEDEKAH MENUNGGU KAYA

-
Gambar
Kolom H -491 JANGAN SEDEKAH MENUNGGU KAYA Oleh: Supardi Harun   Jangan sedekah menunggu kaya, tetapi sedekahlah niscaya Anda akan kaya. Kata-kata bijak  ini sering kita dengar dari ustadz dan  ustadzah. Rupanya banyak masyarakat kita  yang sadar dan paham betul akan keutamaan dari sedekah.     Hari Jumat  , saat saya  melintasi kampung dan perumahan sering menjumpai beberapa orang yang sedekah khusus hari jumat. Misalnya, di Sekolah Dasar IT At-Taqwa  di gerbang pintu ada puluhan kotak makanan gratis. Di warung makan warteg, gratis makan di hari Jumat untuk ojek online. Di warung Bakso 88, gratis makan bakso habis  salat Jumat, dan masih banyak lagi tempat-tempat yang memberikan gratis makanan.   Fenomena ini mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Mereka sadar akan pahalanya orang yang sedekah. Diantaranya, akan dimudahkan rezekinya, terhindar dari api neraka, dilipatkan pahalanya hingga 700 kali, akan dimasukkan ke dalam surga. ...
Baca selengkapnya

BELAJAR ONLINE BENAR-BENAR SUDAH MEMBOSANKAN

-
Gambar
 Catatan Harian  H-430 BELAJAR ONLINE BENAR-BENAR SUDAH MEMBOSANKAN Oleh: Supardi HR     Tak   menyangka kalau belajar online akan berlangsung  lama. Sudah hampir 2 tahun siswa belajar daring. Tahun ajaran baru 2021-2022 yang diharapakan sudah dimulai tatap muka ,namun gagal. Hal ini dikarenakan oleh peningkatan kasus positif korona  di Indonesia. Sehingga berbagai daerah batal menyelenggarakan sekolah tatap muka. Akhirnya, belajar online berlanjut sampai sekarang. Namun, apa yang dirasakan siswa? Mereka sudah bosan dan jenuh.Tidak ada gairah lagi untuk belajar. Seperti yang saya rasakan saat saya mengajar online bahasa Inggris kelas 9 via google meet.. Kebetulan saya kebagian jadwal terakhir pukul 09.30-10.30 WIB. Saat saya menatap layar laptop tidak ada satupun siswa yang menghidupkan vedio. Semua dimatikan. Ha ya terlihat foto profile. Itupun bukan foto aslinya. Ada yang foto gambar hewan, seperti kucing, kelinci atau boneka. Dan ada juga yang ...
Baca selengkapnya

RELA MENINGGALKAN RUMAH

-
Gambar
 Sebuah Pentigraf H-397 RELA MENINGGALKÀN RUMAH Oleh: Supardi Harun      Hujan sore itu semakin deras. Listrik pun padam. Ruang tengah gelap. Suara petir keras  menghantam. Suasana menambah tegang percecokan antara Miko dan Summi. Entah apa pemicunya, sepasang suami istri ini beradu mulut.       Air mata Summi mengalir deras. Seakan tidak bisa térbendung, bak tsunami.Dengan sesunggukan ia masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Miko pun duduk  diam seribu bahasa di atas sofa. Sudah 2 jam ia menunggu Summi, istrinya,keluar  dari kamarnya. Namun, tidak juga kelihatan batang hidungnya. " Summi pasti marah berat" gumam Miko.     Kondisi dan suasana di rumah kurang kondusif.Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Tanpa sepengetahuan Summi, ia pergi naik motor matik. Dengan mengenakan jaket dan helm ,  Miko muluncur  kencang. Setelah sampai di pintu gerbang utama perumahan dia mendadak berhenti. Terlihat pintu gerb...
Baca selengkapnya